Akhlak Rakyat dan Pemimpin Dalam Bernegara Part 2
sumber mutiara akhlak
Lanjutan dari part 1
Adapuun sebaliknya,tidak hanya seorang rakyat yang harus berakhlak kepada pemimpinnya.Tapi,pemimpin juga harus memiliki akhlak terhadap rakyatnya.Diantara akhlak pemimpin untuk rakyat tercintanya sebagai berikut:
1. Menjaga Persatuan dan Kesatuan Bangsa
Di antara akhlak yang harus dimiliki oleh setiap pemimpin kepada rakyatnya adalah menjaga keutuhan negara, selalu menjaga persatuan dan kesatuan dan meningkatkan sumber pendapatan ekonomi rakyat untuk kesejahteraan mereka.
2. Membudayakan Musyawarah
Musyawarah merupakan salah satu perkara penting dalam struktur sosial berbangsa dan bernegara. Sehingga apapun keputusan yang akan dimbil terkait kebijakan dan kemaslahatan umat merupakan sebuah keputusan bersama.
Karena itu, musyawarah merupakan akhlak yang baik dalam mewujudkan sebuah negara yang baik. Karena itu, Islam mencurahkan perhatian bahwa musyawarah untuk mencapai mufakat itu penting sebagaimana diterangkan dalam Al-Qur'an.
3. Menegakkan Keadilan
Dalam mengelola dan menjalankan roda pemerintahan, keadilan merupakan sebuah keharusan. Karena tujuan utama sebuah negara berdiri untuk menciptakan keadilan, kemakmuran kepada masyarakat serta terhindar dari berbagai penyimpangan dan kedhaliman.
Syeikh al-Mawardi dalam kitabnya, al-Ahkam as-Sulthaniyyah menerangkan bahwa syarat pertama;bagi seorang imam atau pemimpin negara adalah punya sifat al-'adalah yaitu adil.Dan, tentang pentingnya keadilan itu, baik terhadap diri sendiri maupun kepada orang lain diterangkan dalam Al-Qur'an.
4.Memanfaatkan Fasilitas Negara untuk Kepentingan Pribadi
Memanfaatkan dan menggunakan fasilitas kerja milik negara untuk kepentingan pribadi merupakan sebuah kecurangan.
Misal contohnya begini; dalam penggunaan mobil milik kantor, milik perguruan tinggi atau barang-barang kerja kantor semisalnya untuk kepentingan keluarganya, anaknya atau teman dekatnya.
Atau memang lazim menggunakan fasilitas-fasilitas negara untuk kepentingan seperti melakukan kampanye, membawa keluarga dalam perjalanan dinas negara, dan lain sebagainya.
Ketika hal itu dikerjakan maka seseorang dapat dianggap tidak menjaga amanah negara bahkan khianat atas kepercayaan yang telah diberikan negara kepadanya. Dan, hal itu bisa dinilai tidak berakhlak dalam Islam.
Dalam masalah pemakaian fasilitas negara yang adil dan berakhlak mungkin sekali bagi seorang yang dipercayakan mengemban amanah atau
jabatan oleh negara dapat merujuk kepada akhlak yang diperlihatkan oleh Umar Abdul 'Azis ketika beliau pernah dipercayakan mengemban amanah sebagai seorang khalifah.
Dalam sejarah diterangkan tentang keadilan khalifah. Pernah suatu malam ia berbicara tentang urusan keluarga di gelap gulita. Ketika itu, keluarganya bertanya mengapa engkau mematikankan lampunya ya amirul mukminin. Khalifah menjawab dengan tegas ;lampu ini adalah milik negara dan saya tidak ingin khianat kepada negara ini.
Adapun prinsip yang diperlihatkan oleh khalifah diatas perlu untuk ditiru oleh setiap kita yang pernah merasa sebagai abdi negara.
Oleh karena itu pada dasarnya akhlak yang demikian bersumber dari norma-norma akhlak yang di terangkan di dalam al-qur'nul karim.Lihat al-qur'an surat al-baqarah (2) ayat 188.
SEKIAN......
Lanjutan dari part 1
Adapuun sebaliknya,tidak hanya seorang rakyat yang harus berakhlak kepada pemimpinnya.Tapi,pemimpin juga harus memiliki akhlak terhadap rakyatnya.Diantara akhlak pemimpin untuk rakyat tercintanya sebagai berikut:
1. Menjaga Persatuan dan Kesatuan Bangsa
Di antara akhlak yang harus dimiliki oleh setiap pemimpin kepada rakyatnya adalah menjaga keutuhan negara, selalu menjaga persatuan dan kesatuan dan meningkatkan sumber pendapatan ekonomi rakyat untuk kesejahteraan mereka.
2. Membudayakan Musyawarah
Musyawarah merupakan salah satu perkara penting dalam struktur sosial berbangsa dan bernegara. Sehingga apapun keputusan yang akan dimbil terkait kebijakan dan kemaslahatan umat merupakan sebuah keputusan bersama.
Karena itu, musyawarah merupakan akhlak yang baik dalam mewujudkan sebuah negara yang baik. Karena itu, Islam mencurahkan perhatian bahwa musyawarah untuk mencapai mufakat itu penting sebagaimana diterangkan dalam Al-Qur'an.
3. Menegakkan Keadilan
Dalam mengelola dan menjalankan roda pemerintahan, keadilan merupakan sebuah keharusan. Karena tujuan utama sebuah negara berdiri untuk menciptakan keadilan, kemakmuran kepada masyarakat serta terhindar dari berbagai penyimpangan dan kedhaliman.
Syeikh al-Mawardi dalam kitabnya, al-Ahkam as-Sulthaniyyah menerangkan bahwa syarat pertama;bagi seorang imam atau pemimpin negara adalah punya sifat al-'adalah yaitu adil.Dan, tentang pentingnya keadilan itu, baik terhadap diri sendiri maupun kepada orang lain diterangkan dalam Al-Qur'an.
4.Memanfaatkan Fasilitas Negara untuk Kepentingan Pribadi
Memanfaatkan dan menggunakan fasilitas kerja milik negara untuk kepentingan pribadi merupakan sebuah kecurangan.
Misal contohnya begini; dalam penggunaan mobil milik kantor, milik perguruan tinggi atau barang-barang kerja kantor semisalnya untuk kepentingan keluarganya, anaknya atau teman dekatnya.
Atau memang lazim menggunakan fasilitas-fasilitas negara untuk kepentingan seperti melakukan kampanye, membawa keluarga dalam perjalanan dinas negara, dan lain sebagainya.
Ketika hal itu dikerjakan maka seseorang dapat dianggap tidak menjaga amanah negara bahkan khianat atas kepercayaan yang telah diberikan negara kepadanya. Dan, hal itu bisa dinilai tidak berakhlak dalam Islam.
Dalam masalah pemakaian fasilitas negara yang adil dan berakhlak mungkin sekali bagi seorang yang dipercayakan mengemban amanah atau
jabatan oleh negara dapat merujuk kepada akhlak yang diperlihatkan oleh Umar Abdul 'Azis ketika beliau pernah dipercayakan mengemban amanah sebagai seorang khalifah.
Dalam sejarah diterangkan tentang keadilan khalifah. Pernah suatu malam ia berbicara tentang urusan keluarga di gelap gulita. Ketika itu, keluarganya bertanya mengapa engkau mematikankan lampunya ya amirul mukminin. Khalifah menjawab dengan tegas ;lampu ini adalah milik negara dan saya tidak ingin khianat kepada negara ini.
Adapun prinsip yang diperlihatkan oleh khalifah diatas perlu untuk ditiru oleh setiap kita yang pernah merasa sebagai abdi negara.
Oleh karena itu pada dasarnya akhlak yang demikian bersumber dari norma-norma akhlak yang di terangkan di dalam al-qur'nul karim.Lihat al-qur'an surat al-baqarah (2) ayat 188.
SEKIAN......
Belum ada Komentar untuk "Akhlak Rakyat dan Pemimpin Dalam Bernegara Part 2"
Posting Komentar